Jumat, 26 Februari 2010

Banyak Versi Sejarah Valentine

Banyak sekali Versi-versi sejarah tentang Valentine's Day. Berikut ini adalah sejarah valentine's Day yang saya kutip dari berbagai sumber dan saya rangkum menjadi satu.

Menurut Ensiklopedia Katolik (Chatolic Encyclopaedia-1908), nama Valentinus paling tidak merujuk tiga martir atau santo (orang suci dalam kepercayaan Katolik) yang berbeda. Seorang pastor di Roa, seorang uskup Interamna (modern Terni) dan seorang martir di Provinsi Roma Afrika. Tapi, hubungan antara ketiga martir ini dengan hari raya cinta romantis tidak jelas. Bahkan, Paus Gelasius I (tahun 496 M) menyatakan, sebenarnya tidak ada yang diketahui tentang martir-martir ini. Tapi, tanggal 14 Februari di tetapkan sebagai hari peringatan santo Valentinus. Ada yang mengatakan, bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia, yang dirayakan bangsa Romawi pada tanggal 15 Januari, untuk menghormati Lupercus, Dewa Kesuburan dalam mitologi Romawi kuno.

Tentang Santo Valentinus sendiri, ia sebenarnya seorang yang bersifat dermawan, yang kemudian menjadi seorang martir (dalam Islam disebut Syuhada). Pada tanggal 14 Februari 270 M, Valentinus dibunuh karena berani menentang penguasa Romawi ketika itu, yaitu Raja Claudius II (268-270 M). Untuk mengagungkan Valentinus yang kemudian diberi gelar Santo, maka para pengikutnya yang menganggapnya sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cobaan hidup, maka hari kematian St. Valentine diperingati dalam upacara keagamaan.

Tapi, sejak abad 16 M, upacara keagamaan itu mulai berangsur-angsur hilang dan berubah menjadi perayaan bukan keagamaan. Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani, pesta hari raya Lupercalia dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai Hari Kasih Sayang juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropa, bahwa waktu kasih sayang itu mulai bersemi bagaikan burung jantan dan betina yang berkasih-kasihan pada tanggal 14 Februari. Kepercayaan ini juga telah ditulis sebagai karya sastra oleh Geoffrey Chaucer, sastrawan Inggris abad 14 dalam cerita "Percakapan Burung-burung". Inilah yang dikirim pada Hari Santo Valentine, saat semua burung datang kesana memilih pasangannya.

Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata "Galentine" yang berarti galant atau cinta. Persamaan bunyi antara galentine dam valentine menyebabkan orang berpikir, bahwa sebaiknya para pemuda mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari.

Catatan pertama hubungan peringatan kematian Santo Valentinus dengan cinta romantis diduga berasal pada abad 14 di Inggris dan Perancis. Pada masa itu, para pecinta memanggil pasangannya sebagai "Valentine". Ini diilhami ucapan sang santo sebelum kematiannya, yang menyebut dirinya dalam suratnya kepada murid-muridnya, "dari Valentinusmu." Dokumen naskah surat ini kabarnya masih tersimpan di London Library, Inggris.

Nah, begitulah versi asal muasal Hari Valentine. Sekadar diketahui, jatuhnya kerajaan Islam di Andalausia, Spanyol, juga terjadi pada tanggal 14 Februari.

Kasih sayang atau Zina?

Anak muda, banyak yang keliru menterjemahkan kata kasih sayang. Kasih sayang yang dimaksud bukan yang dipresepsikan anak-anak sekarang dengan bersenang-senang berduaan dan melampiaskan nafsu. Namun, kasih sayang adalah adanya pengertian timbal balik tanpa harus mengorbankan nilai-nilai keagamaan dan moral. Hal tersebut bila terjadi akan merugikan dirinya sendiri. Perlu diwaspadai setiap tanggal 14 Februari anak muda di Indonesia akan berbuat semaunya. Jadi, kasih sayang itu tidak harus dengan cara melampiaskan nafsu, melainkan dengan cara saling pengertian, dan tanpa ada unsur mengorbankan nilai keagamaan kita.

Pesta semalaman suntuk dalam rangka ber-Valentine's Day diikuti dengan perbuatan dan tindakan yang bertentangan dengan moral dan agama terutama agama islam, tidak akan melahirkan kasih sayang yang sejati. Kasih sayang yang dilahirkannya hanyalah kasih sayang semu dan palsu. Walaupun hanya sekilas, setelah itu kerusakan yang timbul. Kasih sayang yang sejati adalah kasih sayang tulus, yang membawa kebahagiaan dan kedamaian bagi kedua belah pihak.

Islam adalah agama rahmat. Agama yang membawa kasih keseluruhan alam jagat raya ini. Menurut Islam, tidak ada nilainya di sisi Allah manusia yang tidak memiliki kasih.

Kamis, 25 Februari 2010

Fenomena Hari Valentine di kota Surabaya

Hari Valentine (Valentine's Day) pada tanggal 14 Februari, yang dirayakan khususnya oleh kaum muda-mudi kini telah menjadi bagian kehidupan di kota-kota besar seperti Surabaya. Lihatlah di jalan-jalan utama Surabaya sepekan menjelang tanggal 14 Februari itu, para penjual bunga imitasi dengan bermacam-macam desain yang menarik, menawarkan pada pengendara mobil dan motor yang lewat.

Di kota Surabaya, yang ramai menjual bunga ada di Jl. Pemuda di depan gedung Grahadi Gubernuran dan di Jl. Yos Sudarso di depan gedung bioskop Mitra. Bunga-bunga imitasi yang dikemas dalam bentuk kemasan indah itu, dijajakan di pinggir jalan untuk menyambut Hari Kasih Sayang dan meraih keuntungan sebesar-besarnya. Para peminatnya umumnya seumuran kita alias masih remaja. Baik itu pengendara sepeda motor maupun yang mengendarai mobil.

Para penjual dan para pembeli sama-sama tahu, bunga mawar imitasi itu nanti akan diberikan sebagai hadiah kepada orang tercinta. Barangkali mungkin bunga memang bisa menjadi simbol kasih sayang. Tentunya, yang terjadi di kota Surabaya ini merupakan gejala sosial yang menarik. Hari Kasih Sayang yang diimpor dari budaya lain, akhirnya populer juga di Surabaya. Jangan - jangan, nantinya juga menjadi budaya teman-teman kita. Tentunya juga, ini akibat pengaruh globalisasi informasi, yang membuat jarak antar benua makin sempit. Tak ada lagi sekat-sekat antara budaya Barat dan Timur. Semua seolah menyatu. Apa saja yang terjadi di Barat sana, mereka tiru disini. Serem banget ya? Yang perlu kita waspadai adalah efek negatif dari asal tiru itu.

Fenomena merayakan Hari Valentine di Surabaya banyak terlihat di kalangan para remaja yang masih duduk di bangku SMA. Biasanya, pada tanggal 14 Februari mereka memberikan bunga atau coklat kepada pasangannya. Juga tukar-menukar kado.

Kalau hanya memberi kado, bunga, atau coklat itu sih tidak apa-apa. Yang tidak boleh itu, pakai ciuman segala. Apalagi di tempat umum seperti yang banyak remaja lakukan di Kenpark alias Kenjeran Park. Mereka dengan seenknya ciuman bahkan melakukan tindakan asusila di hadapan orang banyak. Astagfirullah !
Apakah itu yang dinamakan Hari Kasih Sayang?
Kasih Sayang kan gak harus dilakukan dengan cara seperti itu. Marilah kita sama-sama bercermin diri. Sudah benarkah kita? Sudah pantaskah kita? Saya hanya bisa berharap, semoga anak-anak remaja zaman sekarang makin muslim. Amien. .